Mobil atau motor matic identik dengan perkotaan karena praktis dan nyaman, akan tetapi ternyata sekarang banyak pula yang membawa kendaraan matci (mobil/ motor) untuk perjalanan ke tempat dengan rute yang menanjak curam misalnya dibawa ke gunung bromo atau cibodas atau pegunungan lain.
www.mobilku.org menaruh perhatian pada jalur bromo lewat kabupaten malang (desa ngadas) yang bisa dibilang panjang dan curam sampai 10 km panjangnya. Kebetulan admin memang tinggal di malang.
Dari kecelakaan yang terjadi ternyata didominasi oleh kendaraan bertransmisi matic baik mobil ataupun motor, sedangkan kecelakaan kebanyakan adalah saat menurun (menuruni gunung, bukan menanjak). Jika tidak dicermati maka sulit menemukan fenomena ini, mengapa mobil-mobil di sekitar bromo (penduduk asli sana) bisa dibilang 100% mobil manual
Usut punya usut ternyata mobil dengan transmisi matic/ otomatis tidak kuat digunakan untuk melewati jalan turunan panjang, mobil matic tidak memiliki engine brake atau rem mesin sekuat mobil manual sehingga mau tidak mau harus memakai rem kaki saat menuruni turunan panjang, dan kebanyakan rem kaki tidak bisa digunakan terus menerus.
Rem kaki akan panas dan blong jika dipakai bekerja tanpa henti yang mana suhunya bisa melebihi 700 derajat celsius, pada suhu ini maka logam akan memuai dan rem kehilangan daya cengkramnya. Berbeda dengan mobil manual yang bisa memakai gigi rendah (1,2,3) untuk pengereman di jalan turunan panjang sehingga kerja dari rem kaki akan lebih ringan karena dipakai seperlunya saja.
Saat akan melewati turunan curam, mobil manual tinggal memposisikan tuas transmisi ke gigi 1 maka mobil akan mengerem memakai rem mesin dengan sangat baik, sedangkan jika benar-benar diperlukan maka baru memakai rem kaki atau kombinasi keduanya.
Nah hal ini yang tidak dapat diaplikasikan pada transmisi matic, jangankan mobil pada motor saja sangat melelahkan memakai motor matic jika dibandingkan motor manual karena harus mengerem terus sampai tangan tidak kuat (pernah dialami admin).
Nah untuk pecinta otomotif yang ingin membeli mobil SUV dan dipakai untuk medan-medan ekstrim seperti ini menurut admin mobilku.org lebih baik memilih yang transmisi manual saja...
Tips menghindari rem blong untuk mobil matic
Cara menghindari rem blong adalah dengan mendinginkan rem jika dirasa sudah tidak pakem lagi, carilah tempat yang agak datar untuk benar-benar menghentikan mobillalu cari batu atau kayu yang kuat untuk mengganjal mobil lalu dinginkan rem (biarkan barang 30 menit sampai 1 jam).
Setelah rem dingin bisa dilanjutkan kembali, jika panas lagi maka berhentilah dan lakukan pendinginan rem lagi, begitu terus sampai turunan berakhir.
Inilah sebabnya mengapa banyak driver istirahat setelah perjalanan di jalan naik turun dan menikung, biasanya mereka istirahat di warung kopi, akan tetapi jika tidak ada warung istirahat dimana saja tidak masalah asal bisa mendinginkan sistem rem.
Jangan paksakan meneruskan perjalanan jika dirasa rem sudah licin atau kehilangan kemampuannya, karena jika rem tidak mampu menahan suhu tinggi maka seketika rem tidak berfungsi dan blong.
www.mobilku.org menaruh perhatian pada jalur bromo lewat kabupaten malang (desa ngadas) yang bisa dibilang panjang dan curam sampai 10 km panjangnya. Kebetulan admin memang tinggal di malang.
Dari kecelakaan yang terjadi ternyata didominasi oleh kendaraan bertransmisi matic baik mobil ataupun motor, sedangkan kecelakaan kebanyakan adalah saat menurun (menuruni gunung, bukan menanjak). Jika tidak dicermati maka sulit menemukan fenomena ini, mengapa mobil-mobil di sekitar bromo (penduduk asli sana) bisa dibilang 100% mobil manual
Usut punya usut ternyata mobil dengan transmisi matic/ otomatis tidak kuat digunakan untuk melewati jalan turunan panjang, mobil matic tidak memiliki engine brake atau rem mesin sekuat mobil manual sehingga mau tidak mau harus memakai rem kaki saat menuruni turunan panjang, dan kebanyakan rem kaki tidak bisa digunakan terus menerus.
Rem kaki akan panas dan blong jika dipakai bekerja tanpa henti yang mana suhunya bisa melebihi 700 derajat celsius, pada suhu ini maka logam akan memuai dan rem kehilangan daya cengkramnya. Berbeda dengan mobil manual yang bisa memakai gigi rendah (1,2,3) untuk pengereman di jalan turunan panjang sehingga kerja dari rem kaki akan lebih ringan karena dipakai seperlunya saja.
Saat akan melewati turunan curam, mobil manual tinggal memposisikan tuas transmisi ke gigi 1 maka mobil akan mengerem memakai rem mesin dengan sangat baik, sedangkan jika benar-benar diperlukan maka baru memakai rem kaki atau kombinasi keduanya.
Nah hal ini yang tidak dapat diaplikasikan pada transmisi matic, jangankan mobil pada motor saja sangat melelahkan memakai motor matic jika dibandingkan motor manual karena harus mengerem terus sampai tangan tidak kuat (pernah dialami admin).
Nah untuk pecinta otomotif yang ingin membeli mobil SUV dan dipakai untuk medan-medan ekstrim seperti ini menurut admin mobilku.org lebih baik memilih yang transmisi manual saja...
Tips menghindari rem blong untuk mobil matic
Cara menghindari rem blong adalah dengan mendinginkan rem jika dirasa sudah tidak pakem lagi, carilah tempat yang agak datar untuk benar-benar menghentikan mobillalu cari batu atau kayu yang kuat untuk mengganjal mobil lalu dinginkan rem (biarkan barang 30 menit sampai 1 jam).
Setelah rem dingin bisa dilanjutkan kembali, jika panas lagi maka berhentilah dan lakukan pendinginan rem lagi, begitu terus sampai turunan berakhir.
Inilah sebabnya mengapa banyak driver istirahat setelah perjalanan di jalan naik turun dan menikung, biasanya mereka istirahat di warung kopi, akan tetapi jika tidak ada warung istirahat dimana saja tidak masalah asal bisa mendinginkan sistem rem.
Jangan paksakan meneruskan perjalanan jika dirasa rem sudah licin atau kehilangan kemampuannya, karena jika rem tidak mampu menahan suhu tinggi maka seketika rem tidak berfungsi dan blong.
0 Response to "Mobil Matic tidak Cocok untuk Pegunungan"
Post a Comment